Selasa, 22 Juni 2021

MENGENAL SANG MAHA GURU DARI TANAH MELAYU NEGERI JAMBI

    

Para Ulama' Negeri Melayu Jambi

 Beliau bernama Abdul Majid bin Muhammad Yusuf bin Abid bin Jantan gelar sri penghulu, lahir pada tahun 1870M atau bersamaan dengan tahun 1287 H dikampung Tengah Jambi, masa kecil beliau mengaji dengan ayahnya Tuan guru M.Yusuf bin ‘Abid dan pamannya bernama Syekh Chotib Mas’ud. syekh Chotib Mas’ud ini adalah Pendiri langgar Putih di kampung Ulu Gedong Jambi pada tahun 1865M bersamaan tahun 1282H dan beliah jugalah  yang memasukkan Thoriqoh Qodiriah ke Jambi.

Berdasarkan keterangan dari cicit beliau, Tn. Guru H. M. Nadjmi Qodir, Pada tahun 1884M Syekh.Abdul Majid Jambi diantar oleh Ayahnya ke Gresik Jawa Timur dan belajar di Pondok Pesantren Sunan Giri, setelah selesai belajar di Pondok Pesantren Sunan Giri pada tahun 1887M. beliau di antar oleh Ayahnya ke Mekkah untuk belajar disana. Pada saat belajar di Mekkah beliau mendapat tugas untuk menulis apa yang diajarkan oleh gurunya Syekh Bakri, hasil tulisan beliau ini menjadi kitab fiqih bernama I’annatut Tholibin

Pada tahun 1895 beliau kembali ke Jambi dan membuka pengajian di langgar Putih kampung Ulu Gedong Jambi. Pengajian ini merupakan pengajian yang mengajarkan agama islam dengan menggunakan kitab-kitab yang bertuliskan arab gundul (Kitab Kuning) dan dalam bahasa arab. Diantara pelajarannya ialah nahwu, shorof, tauhid, fiqh, tafsir, hadist, dan lain-lainnya.

Adapun yang mengaji dilanggar putih pada waktu itu ialah, Sultan Thaha Saifuddin, A. Somad bin Ibrahim, Ibrahim bin Syekh Abdul Majid Jambi, Ahmad bin A.Syukur, Usman bin Ali, Kms.M.Saleh bin Kms.M. Yasin, Sayyid Muhammad bin Alwi bin Sahab, pengajian ini berlangsung dari tahun 1895 sampai tahun 1902.

Pada tahun 1902 Syekh H.A.Majid  Jambi ditemani oleh anaknya H. Abdullah berangkat ke turki sebagai utusan Sultan Thaha Saifuddin untuk meminta bantuan Pemerintah Turki berperang melawan Belanda. akan tetapi pemerintah turki tidak bisa membantu karena juga dalam keadaan berperang dengan kerajaan inggris dan sekutunya, Anak yang menemani Syekh Abdul Majid Jambi menjadi tentara turki kemudian mengubah namanya menjadi H. Abdullah Afandi, beliau hapal Alqur’an, menguasai 3 bahasa yaitu Bahasa arab, turki dan india, dan mengarang kitab yang berjudul Majmu’ Aurat dan kitab manasik Haji. 

Karena Pemerintah Turki tidak bisa membantunya, akhirnya Syekh Abdul Majid Jambi berangkat ke Mekkah, setibanya disana beliau mendapatkan pesan supaya jangan dulu pulang ke Jambi karena kota Jambi sudah sepenuhnya dikuasai Belanda, dan Sultan Thaha mundur ke Tebo. Beliau Kemudian mengajar di Mekkah, karena Syekh Abdul Majid Jambi telah menetap di Mekkah, maka semua murid beliau menyusul ke Mekkah untuk meneruskan pelajaran. Pada tahun 1910 Syekh.H.Abdul Majid Jambi memesankan semua muridnya baik yang berasal dari Jambi, maupun dari daerah lainnya apabila pulang ke kampung dirikanlah madrasah di masing-masing kampung  tempat kalian berasal.

Pada tahun 1912 beliau berangkat ke Baghdad guna berziarah ke makam Syekh Abdul Qodir Jailani, pada perjalanan pulang dari Baghdad ke Mekkah beliau wafat di tengah perjalanan. Menurut keterangan Tuan Guru H. Abdullah Syargawi bahwa di dalam kitab milik abahnya yaitu tuan guru muhammad bin H. A. Syukur tertulis: Pada hari ini hari rabu tanggal 20 Jumadil Tsani 1330 H telah wafat guruku Syekh Abdul Majid Jambi di laut merah.

Menurut keterangan H.Abdullah yang mengikuti perjalanan tersebut, terjadi peristiwa yang menunjukkan kebesaran Allah, peristiwa itu yaitu :

1.        Waktu wafatnya tuan guru Syekh.A. Majid jambi. kapal yang kami tumpangi berhenti berjalan meskipun mesinnya masih hidup

2.        Ketika jenazah syekh.A.Majid Jambi di makamkan ke laut jenazahnya terbang ke atas.

 Adapun anak-anak dari Syekh Abdul Majid Jambi adalah:

1.        Tuan Guru H. Ibrahim

2.        Tuan Guru H. Abdullah Afandi

3.        Hj. Zainab

4.        A. Qodir

Banyak sekali Kitab yang telah ditulis oleh beliau. Hanya saja kitab-kitab beliau saat ini sangat sedikit sekali yang masih tersisa. karena lapuk dimakan usia, atau hilang termakan zaman. Salah satu manuskrip yang masih tersimpan dengan baik adalah Tahqiq dan Tashih kitab Tasawwuf سير السالكين إلي رب العالمين   yang beliau tulis sendiri pada tahun 1293 H


Wallahu a'lam
@Santri Melayu

6 komentar:

  1. Alhamdulillah dapat mengaji di blog ini. Sehingga dapat mengetahui ttg biorafi, peninggalan para ulama kita dari Tanah Melayu Jambi.

    BalasHapus
  2. jazakumulloh yai....
    tulisan yg sangat berharga..smg dg mngetahui adanya ulama2 kharismatik generasi kt bs lbih semangat dlm mengaji.. dan tumbuh rasa cinta terhadap negeri dimana mereka dilahurkan...

    BalasHapus
  3. Alhamdulillah, dapat ilmu dan sejarah ulama tanah melayu Jambi dari sini. Tetap semangat dan istiqomah dalam menulisnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kesehatan dan ilmu yg bermanfaat bagi Ustadz Al Muthahhiri. Aamiin.

    BalasHapus
  4. Alhamdulillah 'Ala kulli hal..
    Sehat selalu guruku..
    Aamiin ya Rabb

    BalasHapus
  5. https://arifmarufi.blogspot.com/2020/08/Cerita%20Stempel%20Zaman%20Hindia%20Belanda%20dan%20Kaitannya%20dengan%20Berdirinya%20Pondok%20Pesantren%20Nurul%20Iman%20dan%20Perguruan%20Asad.html

    BalasHapus
  6. mohon maaf, boleh kami tahu sumber penulisan ini dari mana?

    BalasHapus

Trending di Blog

MENGENAL SANG MAHA GURU DARI TANAH MELAYU NEGERI JAMBI

     Para Ulama' Negeri Melayu Jambi  Beliau bernama Abdul Majid bin Muhammad Yusuf bin Abid bin Jantan gelar sri penghulu, lahir pada t...