Selasa, 29 Juni 2021

ASAL MULA MAHALLUL QIYAM DAN MARHABAN

Mahallul Qiyam adalah aktifitas yang ada dalam kegiatan rutin mayoritas umat Islam Ahlussunnah dalam pembacaan kitab-kitab Maulid Nabi Muhammad, seperti

Maulid Ad-Dhiba’, Maulid Barzanji Nazham, Barzanji Natsar, Maulid Simtuddhurar, Maulid Adh-Dhiya’ullaami’, dll.

Saat Mahallul Qiyam sedang berlangsung semua orang yang hadir dalam majelis berdiri untuk memberikan penghormatan kepada shahibul Maulid, Nabi Muhammad SAW sambil membaca qasidah madah (pujian kepada Beliau) dengan penuh kekhusu’an bahkan tidak jarang banyak air-air mata yang tumpah. Sulit untuk digambarkan bagaimana kekhusu’an, ketenangan, kedamaian, dan kenyamanan yang dirasakan dalam hati.


Saat Mahallul Qiyam & Angkatan Marhaban di Jambi Kota Sebrang 


Sebagaimana dijelaskan oleh Abul Faraj Al-Halabi didalam kitab As-Sirah al-Halabiyah :

ومن الفوائد أنه جرت عادة كثير من الناس إذا سمعوا بذكر وضعه صلى الله عليه وسلم أن يقوموا تعظيما له صلى الله عليه وسلم، وهذا القيام بدعة لا أصل لها: أي لكن هي بدعة حسنة، لأنه ليس كل بدعة مذمومة

Artinya : “Termasuk faidah adalah kebiasaan banyak orang tatkala mendengar kisah kelahiran Nabi Muhammad SAW mereka berdiri untuk memberikan penghormatan kepada beliau SAW. Berdiri ini adalah bid’ah yang tidak memiliki dasar, akan tetapi ini adalah bid’ah yang baik, karena tidak semua bid’ah itu tercela.” 

Berdiri yang dilakukan oleh orang tua dan para guru kita lebih karena akhlak mereka terhadap Rasulullah SAW. Para orang tua kita jelas meneladani akhlak para ulama sebagai pewaris para nabi terhadap rasulnya.

            Sementara dalam kitab-kitab Tarikh, berdiri semacam ini saat salawat merupakan ijtihadnya Imam as-Subki yang kemudian diikuti oleh banyak ulama lain.[1]

Penjelasan yang lebih lengkap disampaikan oleh Syaikh Abu Bakar Syatha yang mengutip dari Mufti Syafiiyah di Makkah, Syaikh Ahmad Zaini Dahlan:

وقد بسط الكلام على ذلك شيخ الاسلام ببلد الله الحرام مولانا وأستاذنا العارف بربه المنان سيدنا أحمد بن زيني دحلان في سيرته النبوية، ولا بأس بإيراده هنا فأقول: قال رضي الله عنه ومتعنا والمسلمين بحياته (فائدة) جرت العادة أن الناس إذا سمعوا ذكر وضعه (ص) يقومون تعظيما له (ص) وهذا القيام مستحسن لما فيه من تعظيم النبي (ص) وقد فعل ذلك كثير من علماء الامة الذين يقتدى بهم

 قال الحلبي في السيرة فقد حكى بعضهم أن الامام السبكي اجتمع عنده كثير من علماء عصره فأنشد منشده قول الصرصري في مدحه (ص): قليل لمدح المصطفى الخط بالذهب على ورق من خط أحسن من كتب وأن تنهض الاشراف عند سماعه قياما صفوفا أو جثيا على الركب فعند ذلك قام الامام السبكي وجميع من بالمجلس، فحصل أنس كبير في ذلك المجلس وعمل المولد واجتماع الناس له كذلك مستحسن

Artinya : “Masalah ini telah dijelaskan oleh Syaikhul Islam di Tanah Haram, Guru kami yang Ma’rifat Billah, Sayid Ahmad Zaini Dahlan dalam kitab Sirah Nabawinya, dan akan saya sampaikan disini. Beliau berkata: “(Faidah) Telah berlaku sebuah tradisi bahwa orang-orang jika mendengar sebutan kelahiran Nabi Saw, maka mereka berdiri untuk mengagungkan kepada Nabi. Berdiri ini adalah sesuatu yang baik karena ada tujuan mengagungkan Nabi Saw. Hal tersebut sudah dilakukan oleh banyak ulama yang menjadi panutan umat.

Al-Halabi menyebutkan dalam kitab as-Sirah bahwa sebagian ulama menyampaikan saat Imam as-Subki berkumpul bersama para ulama di masanya, maka pembaca syair melantunkan syair karya ash-Sharshari dalam pujiannya untuk Nabi Saw:”Sedikit sekali pujian untuk Nabi dengan tinta emas, diatas kertas dari tulisan terbaik di kitab-kitab.

Hendaknya bangkit orang-orang mulia saat mendengarnya, berdiri dan berbaris, serta berlutut di atas kendaraan” Saat itu, maka imam as-Subki dan orang-orang yang ada berdiri semua, maka terjadilah kebahagian dan amaliyah Maulid di tempat itu. Dan berkumpulnya banyak orang untuk acara tersebut juga sesuatu yang baik”[2]

Lalu bagaimana dengan Marhaban? Untuk mengetahui lebih lanjut Klik Disini

Allahu A'lam 

@Santri Melayu



[1] Shalihi asySyami,  Subul al-Huda wa ar-Rasyad, tt.  Juz 1 hal. 344

[2] Abu Bakar Ibn Sayyid Muhammad Syatha Addimyati, I’anatutthalibin, Al-Haramain, Surabaya, tt. Juz 3 Hal. 363

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Trending di Blog

MENGENAL SANG MAHA GURU DARI TANAH MELAYU NEGERI JAMBI

     Para Ulama' Negeri Melayu Jambi  Beliau bernama Abdul Majid bin Muhammad Yusuf bin Abid bin Jantan gelar sri penghulu, lahir pada t...