Setiap surat yang berada dalam Alquran baik itu yang jumlah ayatnya pendek atau panjang diyakini memiliki keutamaan keutamaan yang sangat luar biasa apabila dibacakan. termasuk juga untuk Surat Yasin. keutamaan yang dimiliki oleh Surah Yasin sangat luar biasa dan harus diyakini akan kebenarannya sebab keutamaan ini bukanlah hanya sekedar berita saja yang tidak memiliki sumber kebenaran namun langsung tertera dalam Hadits.
Banyak hadits yang menjelaskan tentang keutaman Surat yasin. Diantaranya adalah :عَنْ أَبِـي
هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللّٰهِ ﷺ: «مَنْ قَرَأ (يٰسۤ) فِـي يَوْمٍ وَلَـيْـلَةٍ
ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللَّهِ غُفِرَ لَهُ»
Artinya : Dari
Abi Hurairah Ra. Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang membaca Yasin
disiang dan malam hari, karena mengharap ridha Allah, Allah ampuni
dosa-dosanya.[1]
Disamping itu pula ada hadits lain yang
menjelaskan tentang keutamaan surat yasin.
حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ وَسُفْيَانُ بنُ وَكِيعِ ، قَالاَ:
أَخْبَرَنَا حُمَيْدُ بنُ عَبْدِ الرَّحْمنِ الرَّؤَاسِيُّ عَنِ الْحَسَنِ بْنِ
صَالحٍ عَنْ هَارُونَ أَبي مُحَمَّدٍ عَنْ مُقَاتِلِ بنِ حَيَّانَ عَنْ قَتَادَةَ
عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ: قَالَ النَّبِيُّﷺ :
«إِنَّ لِكُلِّ شَيْءِ قَلْباً وَقَلْبُ القُرْآنِ يٰسۤ، وَمَنْ قَرَأَ يٰسۤ
كَتَبَ اللّٰهُ لَهُ بِقِرَاءَتِهَا قِرَاءَةَ القُرْآنِ عَشْرَ مَرَّاتٍ»
Artinya :
Qutaibah dan Sufyan bin waki berkata telah mengabarkan kepada kami humaid bin
abdirrahman arrowAsy dari Hasan bin
Saleh dari Harun Abi Muhammad dari muqatil bin hayyan dari kotadah, Anas
berkata Nabi SAW telah bersabda : Sesungguhnya bagi tiap-tiap sesuatu itu ada
hatinya dan hati Alquran adalah Yasin. Barangsiapa yang membaca Yasin maka
Allah beri ganjaran bagi nya seperti membaca
Alquran 10 kali. (HR. Attirmidzi, 2964) [2]
Kebiasaan semenjak dari leluhur kita yang
muslim, ketika ada sanak saudara, karib kerabat, tetangga, yang menghadapi
sakaratul maut, atau telah meninggal dunia, selalu diiiringi dengan bacaan
surat Yasin.
Mengenai
bacaan yasin bagi orang yang akan meninggal, Imam Zakariya bin Muhammad al
Anshari menjelaskan didalam kitabnya Fathul Wahhab :
(و)أن (يقرأ عنده) سورة (يس ) لخبر: «اقرءوا على موتاكم يس» رواه أبو داود وغيره وصححه
ابن حبان، وقال المراد به من حضره الموت لأن الميت لا يقرأ عليه. والحكمة في
قراءتها أن أحوال القيامة والبعث مذكورة فيها؛ فإذا قرئت عنده تحدد له ذكر تلك
الأحوال.
Artinya : Hendaknya dibacakan Surah Yasin disisi orang
yang meninggal. karena ada khabar/Hadits : “Bacalah Yasin
atas kematianmu” hadis riwayat Abu Daud dan lainnya dan telah disahihkan oleh
Imam Ibnu Hibban. Imam Zakaria berkata adapun yang dimaksud disini adalah
menghadiri kematian karena sesungguhnya orang yang mati tidak membacanya.
Adapun Hikmah di dalam pembacaan surah Yasin karena sesungguhnya keadaan kiamat
dan kebangkitan itu disebutkan di dalamnya. jika telah dibacakan di sisi mayit
maka telah tertentulah keadaan tersebut.[3]
Begitu pula Imam Ahmad Bin Hanbal menjelaskan
didalam kitabnya Musnad Imam Ahmad Ibn Hanbal :
حدّثنا
عبدالله حدَّثني أبي حدثنا أبو المغيرة حدثنا صفوان حدَّثني المشيخة : «أنهم حضروا غضيف بن الحارث الثمالي
حين اشتد سوقه فقال: هل منكم أحد يقرأ يس؟ قال:
فقرأها صالح بن شريج السكوني، فلما بلغ أربعين منها قبض، قال: فكان المشيخة
يقولون: إذا قُرِئَت عند الميت خفف عنه بها قال صفوان: وقرأهاعيسى بن المعتمر عند
ابن معبد».
Artinya :
"Para guru bercerita bahwa mereka mendatangi Ghudlaif bin Hars
al-Tsamali ketika penyakitnya sangat parah. Shafwan berkata: Adakah diantara
anda sekalian yang mau membacakan Yasin? Shaleh bin Syuraih al-Sukuni yang
membaca Yasin. Setelah ia membaca 40 (ayat) dari Surat Yasin, Ghudlaif
meninggal. Maka para guru berkata: Jika Yasin dibacakan di dekat mayit maka ia
akan diringankan (keluarnya ruh) dengan Surat Yasin tersebut. (Begitu pula) Isa
bin Mu'tamir membacakan Yasin di dekat Ibnu Ma'bad"[4]
Adapun Dalil tentang menghadiahkan bacaan al- Qur’an, insyaAllah
akan al Faqir tulis dalam bab Tahlil, Wallahu a’lam bisshowab.
[1] Abu
Zakaria Muhyiddin An-Nawawi, Al Adzkar, Dar Al Fikr, Beirut, 1994. Hal.
110. Hadits Nomor 321
[2] Imam at
Tarmidzi, Sunan Attirmidzi, Dar Al Fikr, Beirut. 1994. Hal. 166, Juz 8
[3] Imam
Zakaria bin Muhammad Al Anshori, Fath
Al wahhab Syarah Minhaj, Darul Fikr Beirut, 1994. H. 104
[4] Musnad
Ahmad Bin Hambal No. 16644, Dar Ihya al Turats al ‘Araby. Beirut. 1993. Hal. 75
Jild 5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar